malam semakin larut, kebahagiaan dalam hati begitu menggebu, seakan
memuncah ingin aku teriakkan pada dunia , ,aku akan menjadi seorang
ibu,,,,,,, .. rasa sakit bukan lagi hal yang mengerikan untukku, semakin sakit
semakin bahagia, karna ku tau sebentar lagi akan lahir bayi kecil ku, bayi yang
bersemayam selama 9 bulan di dalam Rahim ini, adalah titipan
terindah dari Allah.
sore 19 juni saya dan abi pergi memeriksakan kandungan ke klinik
langganan, karna hari ini bertepatan dengan hari perkiraan lahir, setelah cek
dalam, bidan memberitahukan masih pembukaan 2, akhirnya kamipun puulang ke
rumah sekitar pukul 7 malam, tak ada rasa khawatir berlebihan karna saya yakin
jika sudah waktunya bayi pasti juga akan keluar dengan izin Allah.
tak lama bunyi terlfon jam 9 malam dari bidan tempat biasa kami
memeriksakan kandungan, meminta saya untuk datang kembali, akhirnya bidan
mengobservasi kandungan dengan pengecekan dalam sampai jam 12 malam. ditemani
suami , ibu mertua juga adik ipar, mamah saat itu tak bisa ikut mendampingi
karna menjaga bapak di rumah, hal itu kami maklumi jadi sementara mamah tak d
libatkan dulu.
hasil observasi bidan, ternyata tak ada tanda2 pembukaan akan
berlanjut, saya pun di rujuk ke rumah sakit terdekan. akhirnya kami ppergi ke
FMC rumah sakit paling dekat, masuk ke UGD tapi sayang kamar bersalin di sana
penuh, terpaksa kami mencari rumah sakit yang lain,,, jam sudah menunjukkan
pukul 2 pagi
perut rasanya sudah melilit , kontraksi datang dan pergi, tapi
dzikir slalu ku jaga dalam lisan ini Agar Allah senantiasa selalu hadir dalam
perjalanan kami.
akhirnya sampailah di RS Cibinong . Alhamdulillah masuk ke
ruangan MATERNAL tempat ibu2 melahirkan, di sana saya di observasi langsung.
perawat memeriksakan kelengkapan administrasi , den memberikan pilihan, karna
malam itu tidak ada dokter jadi harus menunggu esok hari sekitar pukul 11 jika
mau ada tindakan.karna harus ada persetujuan dokter untuk proses melahirkan
ini. akhirnya suami menanyakan kesiapan mental saya pribadi. apakah masih kuat
menunggu atau mencari RS yang lain. perut sudah tak sanggup lagi . tapi saya
putuskan menunggu saja, karna sudah lewat tengah malam, ibu mertua pun sudah
kelelahan, akhirnya malam itu saya menginap d rumahsakit sambil terus dalam
pantauan perawat. setiap 1 jam sekali , di periksa suhu, detak jantung bayi,
tekanan darah. dan semua saya rasa masih baik-baik saja. Alhamdulillah
Suami mengantar ibu mertua dan adiknya pulang terlebih dahulu,
karna harus mempersiapkan sahur juga aktivitas esok hari. sekitar jam 3 pagi
suami sudah kembali lagi ke rumah sakit membawa makanan untuk saya , memberikan
banyak tenaga , dan motivasi agar terus bertahan, akhirnya ia istirahat sejeak
, di sebelah saya, naik ke kasur pasien... hehehe,,, kasian juga kalo tidur d
bawah
jam 5 pagi, bidan datang dan membangunkan suami saya, ia d marahai
karna tidur d tempat pasien,,,, padahal dalam hati saya g papa kasian kalo
tidur d lantai... bidan kemudian mengecek pembukaan ,, alhamdulillah sudah
pembukaan 4 . mules sudah sering dan teratur.... akhirnya Adzan subuh
berkumandang . suami izin pergi shalat dan istirahat d masjid. dalam hati saya
tak henti hentimnya berzikir dan berdoa, mudah2an bisa melewai persalinan
normal. pasien di sebelah ,kelihatan begitu tersiksa dengan kontraksi yang ia
rasakan, teriakkan terus tak henti2 . karna tidak d infus saya coba untuk
berjalan2 d depan ruang melahirkan , berharap kontraksi seakin hebat dan
pembukaan semakin cepat.
teringat mamah d rumh belum d kabari, tapi saat itu hp tidak d ada
pulsa dan suami belum pulang dari masjid sementara mungkin baiknya menunggu
suami pulang dr masjid dl .jam menunjukkan setengah 8 pagi, kaki sudah lelah
berjalan2. perut mulas tapi malah semakin berkurang intensitasnya... detak
jantung bayi bagus, tekanan darah bagus. hati mencoba tenang... jam setengah 10
suami belum juga pulang. fikiran ku mulai panik,,,, perut semakin kencang entah
mulas, stres ataukah panik. yang jelas pembukaaan masih di 4 sedangkan tenaga
sudah mulai habis dan akhirnya dokter memanggil keluarga saya.... tapi tak ada
siapa2 . suami juga belum pulang dari masjid. saya tambah panik. . .
jam 11 dokter memeriksa, dan mengatakan , harus cepat d ambil keputusan
Cesar atau tindakan lainnya. , kasian bayinya harus cepat d tangani. . . dan
dokter minta keputusan secepatnya dari suami
hati bagai tersambar petir, apa yang harus saya lakukan?,, suami
entah sedang ada di mana, tak seperti biasanya tak kembali lagi selepas shalat
subuh. hp tak ada pulsa. cuma 1 tempat yang saya tau, ya, masdjid dei rs
ini. . akhirnya saya beranikan diri meminta izin pada kepala ruangan
untuk menjemput suami yang kemungkinan saya fikir tidur di masjid. suster tidak
mengijinkan , tapi melihat kegigihan saya meminta izin ia pun memperbolehkan
karna keadaan sudah tinggal menunggu waktu. jika sudah ada ttd operasi d
rencanakan dokter jam 12 siang itu juga.
mata berkaca2 sambil menahan sakit saya berjalan keluar ruangan ,,,
tanpa di duga sambil berurai air mata di hadapan saya , mamah baru mau masuk ke
ruangan serta merta memeluk dan menangis d bahu saya..." apa yg ter jadi
mil?" km mau d operasi? ko mama ga d kasih tau???, mama taux dr tetangga
yg d sms mertua mau. klo km ada d sini....
mama menangis.............. saya pun menangis, tp sudah tak ada
waktu . sy harus segera mencari suami . akhirnya mama mengantar ke masjid
sambil saya jelaskan keadaan kami sampai mama belum sempat d beri tahu,,, saya
coba telpon suami pakai hp mama , tp hp tak aktiv. memang sebelumnya hp suami
sya sudah lowbat. sampai d masjid yang jaraknya lumayan. suami pun tak ada.
bingung. cemas . saya harus kemana. perus sudah tak tahan . akhirnya kami
kembali ke ruang bersalin. dokter juga perawat bertanya d mana suami saya. saya
hanya bisa bilang tak tau sudah d cari tp tidak ada, saya hub mertua, barangkali
ada bersama nya. tetapi mertua pun tidak tau d mana dia jadi sama paniknya
.
jam setengah 12 hampir tak sadarkan diri sambil menangis saya terus
berdoa semoga Allah memberi jalan terbaik. bila waktunya saya ingin jangan
sampai ada apa2 pada anak saya. cukup Allah engkau cabut nyawa hamba jangan
anak hamba.
tak lama mertua datang ... menanyakan bagai mana kondisi dan
meminta agar terus bersabar . berdoa . dan menunggu . mudah2an suami cepat
datang dimanapun ia sekarang...
jam 12.12 dari jauh suara langkah kaki tergesa2 . suami baru
datang dengan wajah pucat pasi.suster memarahinya karna begitu lama tiba d Rs.
dgn napas tersengal-sengal.. ia berusaha menjelaskan pada mama juga ibu
mertua dn perawat. saya hanya bisa diam . pasrah
penjelasan yang tak akan saya lupa. ternyata suami saya pergi ke
rumah teman dekatnya yang letaknya dekat dengan RS . ia shalat d sana dan
beristirahat . sampai lupa istrinya akan melahirkan. dan baru terbangun jam
11.30 . lantas ia berlari sekencangnya ke rumah sakit . karna ke alpaan itu ia
minta maaf pada semuanya termasuk saya. dalam hati saya sangat kesal, lantas
saya menangis dan memeluk ibu mertua. kemudian ibu mertua dan mama meninggalkan
kami berdua di temani perawat. suami tetap memegag tangan saya meninta maaf ...
tapi hati ini susah untuk bisa memaafkannya begitu saja
perawat kembali dengan membawa surat pernyataan persetujuan operasi
atau penolakan. suami membacanya dan meminta saya untuk memilih .
tergantung pilihan saya apa masih mau untuk melanjutkan persalinan normal
dengan di Induksi ataukan Cesar. saya hanya diam. suami benar2 merasa bersalah
. kemudian ia menatap mata saya... "demi bayi kita dan nyawa kalian
berdua. hilangkanlah kemarahan mu. pilih mau di induksi atau langsung
Cesar"
saya menatapnya kosong. sampai sekitar 5 menit akhirnya saya telan
kekecewaan ini . saya katakan saya ingin persalinan normal